Risalah dari Muhammad Mahdi Akif, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin, 13-08-2009
Penterjemah:
Menyambut Bulan Ramadhan; Bulan Perbaikan dan Reformasi Ruhi
Ramadhan adalah bulan peningkatan spiritual
Dengan nama Allah, segala puji bagi Allah dan shalawat dan salam atas Rasulullah saw beserta keluarga dan para sahabatnya serta orang-orang yang mengikutinya, selanjutnya;
Rasulullah saw bersabda:
إِنَّ لِرَبِّكُمْ فِي أَيَّامِ دَهْرِكُمْ نَفَحَاتٍ، فَتَعَرَّضُوا لَهُ، لَعَلَّهُ أَنْ يُصِيبَكُمْ نَفْحَةٌ مِنْهَا، فَلا تَشْقَوْنَ بَعْدَهَا أَبَدًا
“Sesungguhnya Tuhan kalian pada hari-hari hidup kalian sentuhan-sentuhan, karena itu hadapilah untuknya, semoga salah satu darinya ada sentuhan yang kalian dapatkan, lalu kalian tidak akan sengsara selamanya”. (Thabrani).
Dalam riwayat lain disebutkan:
لَعَلَّ دَعْوَةً أَنْ تُوَافِقَ رَحْمَةً يَسْعَدُ بِهَا صَاحِبُهَا سَعَادَةً لاَ يَخْسَرُ بَعْدَهَا أَبَدًا
“Semoga doa di dalamnya menggapai rahmat dan memberikan kebahagiaan pemiliknya melalui sebagai kebahagiaan yang tidak akan merugi selamanya setelahnya “.
Saat ini kita sudah berada pada malam-malam untuk menyambut keagungan musim kebaikan dan hampir sudah dekat; akan segera terbit bulan Ramadhan dengan membawa kebaikan, petunjuk dan keberkahan, sehingga hati menjadi bahagia dan jiwa menjadi cerah; Nabi saw bersabda:
أَظَلَّكُمْ شَهْرُكُمْ هَذَا، بِمَحْلُوفِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَا مَرَّ بِالْمُسْلِمِينَ شَهْرٌ قَطُّ خَيْرٌ لَهُمْ مِنْهُ، وَمَا مَرَّ بِالْمُنَافِقِينَ شَهْرٌ قَطُّ أَشَرُّ لَهُمْ مِنْهُ، بِمَحْلُوفِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ اللَّهَ لَيَكْتُبُ أَجْرَهُ وَنَوَافِلَهُ وَيَكْتُبُ إِصْرَهُ وَشَقَاءَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُدْخِلَهُ، وَذَاكَ لِأَنَّ الْمُؤْمِنَ يُعِدُّ فِيهِ الْقُوَّةَ مِنْ النَّفَقَةِ لِلْعِبَادَةِ، وَيُعِدُّ فِيهِ الْمُنَافِقُ ابْتِغَاءَ غَفَلاَتِ الْمُؤْمِنِينَ وَعَوْرَاتِهِمْ، فَهُوَ غُنْمٌ لِلْمُؤْمِنِ، وَنِقْمَةٌ لِلْفَاجِرِ
“Telah menaungi pada bulan ini, dengan kebaikan Rasulullah saw yang tidak akan melewati kaum muslimin sedikitpun satu bulan kecuali membawa kebaikan darinya, dan tidak melewati kepada orang-orang munafik sedikitpun satu bulan ini kecuali membawa keburukan darinya, dengan kebaikan Rasulullah saw, bahwa sesungguhnya Allah akan menuliskan ganjarannya dan ibadah-ibadah sunnahnya, sebagaimana akan menulis pertentangannya dan kesengsaraannya sebelum ia dimasukkan ke dalamnya, dan hal tersebut karena orang yang beriman memberikan di dalamnya kekuatan dari suatu nafkah sebagai ibadah, dan memberikan di dalamnya bagi orang munafik mencari kelalaian orang-orang beriman dan aib mereka, dia adalah (bulan) yang penuh ganimah bagi orang beriman dan musibah bagi orang yang jahat”. (Ahmad dan ditashih oleh Ibnu Khazimah).
Pada hadits tersebut Nabi saw menjelaskan akan bentuk kebaikan bulan ini (Ramadhan) bagi pemilik keimanan. Mereka adalah orang-orang senantiasa menunaikan ibadah pada bulan ini sehingga rohani terus meningkat samada shalat, puasa, tilawah Qur’an, qiyam; dan bersegera melakukan kebaikan, sedekah, tahajjud dalam suasana ruhi yang bersih, jiwa yang tertata, nilai-nilai kemanusiaan yang mulia; aktif bekerja untuk membersihkan diri dari nafsu syahwat yang paling tersembunyi. Mereka juga berusaha mengalahkan dan mengendalikan berbagai kecenderungan jahat yang ada dalam jiwa-jiwa mereka.Bulan Ramadhan bukan sekadar bulan untuk merubah waktu makan dan minum belaka, namun ia merupakan bulan perombakan (revolusi) atas perut yang kemaruk dan syahwat yang terus bergelora, akhlaq yang buruk dan jahat, bulan yang mampu menyempitkan peredaran aliran syaitan yang terdapat dalam jiwa pada setiap anak cucu Adam. Ia juga dapat menghilangkan perasaan jiwa yang lemah dan ruh yang terbelakang, bangga dengan penyimpangan, kekikiran, keterpedayaan dengan materi dan hiasan duniawi yang fana. Bulab Ramadhan juga dapat menghancurkan sifat egoisme dan perpecahan dengan saling bahu membahu dalam kebaikan, taqwa dan berpegang teguh pada tali agama Allah yang kokoh. Ramadhan adalah bulan pemenuhan seruan Zat yang paling mulia dan tinggi:
يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ
“Wahai para pencari kebaikan bersegeralah dan wahai para pencari kejahatan berhentilah”. (Tirmidzi)
Anda menyaksikan akan rohani yang bergelora, nampak jelas akan sifatya seperti di masjid-masjid yang penuh dan ramai oleh para orang tua, pemuda, anak-anak laki-laki dan perempuan.Begitu juga di tempat-tempat terbuka, di rumah-rumah dan sarana transportasi seakan ada di tangan orang-orang yang berpuasa, Anda menyaksikan dengan jelas dihadapan jiwa yang menyatu dalam berbagai suasana acara ifthar keluarga dan jamaah umum baik di rumah dan masjid-masjid dimana saja yg anda singahi. Dalam program keagamaan yang banyak dilihat di berbagai media televisi, muncul dengan jiwa dan pribadi yang baik dalam kedermawanan, bersedekah dan memberi sehingga mampu mencetak kehidupan umat pada bulan ini dengan penuh kasih sayang, dan semuanya dapat saling mengungkapkan kata-kata “Ramadhan karim”.Begitu pula kita melihat berbagai kesanya secara kongkret dalam kehidupan kita. Namun demikian didalam melihat perjalanan dan kondisi umat saat ini, kita menyaksikan akan keterbelakangan dan kemunduran dalam bentuk kepemimpinan menuju kemajuan, kenapa tidak padahal nabi saw bersabda:
إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ، وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ
“Jika masuk bulan Ramadhan maka pintu-pintu dibuka dan pintu-pintu ditutup dan syaitan-syaitan dibelenggu”. (Muttafaq alaih)
Maka dari itu, apakah para duat juga mau memanfaatkan kesempatan ini untuk menumbuhkan kesadaran agama dan dakwah mereka di dalam hati umat sehingga menjadi baik dan tertata rapi? .Dan apakah para diktator yang telah melakukan kezhaliman terhadap jiwa mereka sendiri, saudara mereka, warga mereka, umat mereka bahkan agama mereka mahu meninjau kembali sikap mereka dan berusaha membersihkan diri dari kezhaliman dan kesalahan mereka serta berazam untuk bahu membahu dengan para mukhlisin untuk bangkit demi kemaslahatan dan kemajuan serta masa depan umat?
Marilah kita mengingat sabda nabi saw:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak mampu meninggalkan kata-kata kotor (keji) dan melakukannya maka Allah tidak membutuhkan darinya dalam meninggalkan makan dan minumnya”.
Ramadhan; bulan (diturunkannya) kitab-kitab samawiyah.
Pada bulan inilah seluruh kitab Allah diturunkan, dan yang terakhir adalah Al-Qur’an Al-Karim, Rasulullah saw bersabda:
أُنْزِلَتْ صُحُفُ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ فِى أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَتِ التَّوْرَاةُ لِسِتٍّ مَضَيْنَ مِنْ رَمَضَانَ، وَالإِنْجِيلُ لِثَلاَثَ عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَ الْقُرْآنُ لأَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ
“Suhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan Ramadhan, Taurat diturunkan pada malam ke enam bulan Ramadhan, Injil diturunkan pada malam ke tiga belas bulan Ramadhan dan Al-Qur’an diturunkan pada malam ke dua puluh empat bulan Ramadhan”. (Ahmad)
dan dalam riwayat lain disebutkan:
وَأُنْزِلَ الزَّبُورُ عَلَى دَاوُدَ فِي إِحْدَى عَشْرَةْ لَيْلَةً خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ
“Dan Zabur diturunkan kepada nabi Daud pada malam ke sebelas bulan Ramadhan”. (Abu Ya’la)
Hadits diatas mengisyaratkan dengan jelas bahwa pada bulan yang mulia ini adalah bulan adanya hubungan bumi dengan langit, bulan pembaharuan dan penumbuhan ruhi (spiritual) dan hadhari (peradaban), karena itu pula berbagai kebangkitan besar yang terjadi dan dialami di sepanjang sejarah umat manusia yang dpipimpin dan diajarkan pada ajaran Allah dimulai pada bulan yang mulia ini.
Maka dari itu, dimanakah perginya umat Islam pemilik kalimat Ilahiyah terakhir untuk kemaslahatan umat yg sedang berhadapan dengan peperangan dan perseteruan yang berkecamuk yg ditimbulkan oleh kejahilan yang menimpa kehidupan umat manusia. Apakah yang telah kita berikan untuk umat manusia yang telah terpedaya oleh api kebendaan yang jahat, dan tenggelam dalam berbagai bentuk permisifme yang keji?
Ummat manusia di saat ini sangat memerlukan sosok yang dapat mengembalikan jiwa pada ketenteraman, mewujudkan kedamaian di muka bumi, menghidupkan keadilan, kebebasan, persamaan dan kehormatan manusia.Tidak ada jalan lain untuk hal tersebut kecuali dengan menerapkan prinsip-prinsip Al-Qur’an.Dan alangkah indahnya jiwa umat Islam yang mau memulai menerapkannya dan bersikap ihsan dalam menjabarkannya dihadapan umat manusia seperti yang dilakukan oleh generasi Islam sebelumnya.
Wahai Ikhwanul Muslimin..
Wahai para shaimin… dan qaimin…
Jika para pemimpin dan lembaga-lembaga resmi enggan menerapkan risalah ini dengan baik, maka jadilah kalian pelakunya. Jadilah kalian yang bersedia mengemban amanah ini. Jadilah kalian aktivis penggerak dan pembawa risalah ini, dan jadilah kalian selalu berada di jalan Allah .Kalianlah mujahid untuk risalah ini. Jadilah kalian sebagai khalaf (generasi terakhir) bagi sebaik-baik generasi salaf, dan
“Tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudarat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk]. hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, Maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (Al-Maidah:105)
Ramadhan; bulan kemenangan besar
Bahwa peristiwa-peristiwa besar yang memperkuat dakwah Islam terjadi pada bulan yang penuh berkah ini, karena pada bulan inilah suasana ruhi meningkat dan memberikan pengaruh besar dalam memberikan kemenangan terutama pada medan jiwa dan ruh melalui perbaikan diri dan pembaharuan azimah (kehendak) dan iradah (keinginan), dan hal tersebut merupakan pembuka kemenangan dalam berbagai kancah kehidupan, dan karena itu pula kami melihat kemenangan-kemenangan besar Islam terjadi pada bulan ini, dimulai dari perang Badr Al-Qubra, dan penaklukan kota Mekah, dilanjutkan dengan perang melintasi Ain Jalut, dan diakhiri dengan perang pada hari kesepuluh dari bulan Ramadhan ini… karena itu, apakah umat Islam mahu menyadari akan makna yang mulia ini, menjadikannya sebagai titik tolak dalam menggapai kemenangan-kemenangannya melalui bulan Ramadhan ini dengan cara memperbaharui iman dan hubungan baik kepada Allah, sehingga dapat menghilangkan kondisi yang mengenaskan ini dan menjadi bagi yang besar untuk perbaikan umat manusia seluruhnya?
Dihadapan kita banyak permasalahan yang menyibukkan jiwa umat Islam yang bebas dan mulia .Intinya adalah qadhiyah Palestina dan Masjid Aqsha, yang tidak ada hari terlewatkan kecuali Zionisme selalu melakukan tindakan dalam mengakhiri qadhiyah dengan caranya sendiri; menutup rapat catatan-catatannya (file-filenya), melakukan isolasi bangsa Arab, menghancurkan masjid yang diberkahi dan menggantinya dengan haikal yang selalu diimpikan, menanamkan investasi pertikaian antara warga Palestina, kerancuan Arab, kebingungan umat Islam, dan konspirasi internasional. Dan tentunya para mujahidin yang berpegang teguh pada keteguhan seperti yang dimiliki pada pejuang dan pahlawan Badr, penaklukan kota Mekah, Ain Jalut dan sepuluh hari dari bulan Ramadhan dan orang-orang yang berada di belakang mereka yang merdeka dan mulia dari umat ini; tidak akan rela dan membiarkan para penjajah dan perampas dan kuncu-kuncunya mewujudkan impian mereka. Tidaklah kemenangan dan kemerdekaan Gaza kecuali sebagai awal kemenangan yang akan diiringi oleh kemenangan-kemenangan lainnya, dan bahwasanya kemenangan besar pasti akan datang dan tidak ada keraguan di dalamnya insya Allah…
وَيَقُولُونَ مَتَى هُوَ قُلْ عَسَى أَنْ يَكُونَ قَرِيبًا
“Mereka berkata: kapan hal tersebut terjadi, katakanlah waktunya telah dekat”. (Al-Isra:51)
Dihadapan kita juga ada qadhiyah/permasalahan Somalia, Sudan, Iraq, Afghanistan, Pakistan, Turkistan timur, dan yang lainnya dari berbagai permasalahan yang sedang dialami oleh bangsa Arab dan umat Islam.Hendaknya umat Islam menyadari bahwa mereka telah disatukan dalam ibadah puasa dengan terbitnya fajar dan iftar ketika beduk Maghrib, bekerja dan berusaha untuk mengembalikan kondisi primanya, mengambil perannya yang kuat dengan tangannya, menghilangkan dari jiwa mereka akan sifat al-wahn dan lemah, sehingga dengan itu semua dapat menolak dari dijadikannya umat sebagai makanan empuk yang selalu diperebutkan oleh umat lainnya.
Wahai para shaimin dan qaimin di berbagai tempat
Bahwa Ikhwan telah menetapkan azamnya untuk tetap berada dalam jalan dakwah kepada Allah tanpa ada keraguan dan rasa malu, bekerja dan berusaha untuk menyelamatkan umat tanpa ada rasa putus asa dan malas, bersungguh-sungguh dalam berinvestasi (pada madrasah 30 hari) untuk mentarqiyah (meningkatkan) rohani dan dengan Ikhwan yang lainnya tanpa ada rasa gundah dan bosan, dengan bangga mereka meletakkan tangan mereka pada tangan yang lainnya (bersalaman) untuk membersihkan hati dan perbaikan diri, mengokohkan himmah dan menguatkan azimah. Menggunakan kesempatan ini untuk mendekatkan diri kepada Allah lebih banyak dan lebih banyak lagi, sehingga Allah berkenan senantiasa selalu bersama kita melalui dukungan dan pertolongan-Nya. Harapan kami setelah Allah, tidak ada keterbatasan antara kami dan anak-anak generasi umat yang merdeka, mulia dan bersih ini, karena itu marilah bersama kami, marilah bersama kami wahai Ikhwan yang tercinta; bersama menyatukan kebenaran, saling bergotong royong dalam kebaikan dan taqwa, sehingga kelak kita akan mampu mewujudkan cita-cita dan keinginan kita semua, dan mengembalikan kemuliaan yang hilang.
Kepada para Ikhwanul Muslimin
Imam syahid Hasan Al-Banna berkata: “gunakanlah kesempatan dengan baik, dan masuklah pada madrasah ini sejak awal, sedang antum dalam kondisi yang memiliki jiwa semangat, mencari untuk menggapai kesuksesan pada akhir pelajarannya, mengambil risalah dengan menggunakan berbagai sarana dan sebab-sebabnya, perbaharuilah tobat kalian pada setiap waktu, bacalah Al-Qur’an dengan penuh tadabbur dan khusyu’, nikmatilah puasa dalam jiwa kalian, mohonlah untuk dapat melakukan qiyam semampu kalian, perbanyaklah dzikir dan tafakkur, hilangkanlah ruh dan jiwa kalian dari lingkaran materi, dan jadikan kesungguhan kalian sebagai tanda adanya keistimewaan di antara para shaimin“
seperti dalam firman Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”. (Al-Baqarah:183)
Dan keluarlah dari puasa kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa.
في موسمِ الطُّهْرِ في رمضانَ الخيرِ تجمعُنا محبةُ اللهِ لا مالٌ ولا جاهُ
مِنْ كل ذي خشـيةٍ للـه ذي وَلَـعٍ فِي الخيرِ تعرفُه دومًا بسيماهُ
قد قـدَّروا موسمَ الخيراتِ فاستبَقوا والاستباقُ هنا المحمودُ عُقباهُ
صامـوه قامـوه إيمانـاً ومُحْتَسَبًا أَحْيَوْه طَوْعاً وما في الخيرِ إكراهُ
وكلُّـهم بـات بالقـرآنِ مندمجـًا كأنَّه الدم يَسْـرِي في خـلاياهُ
فالأُذْنُ سامعـةٌ والعيـنُ دامعـةٌ والروحُ خاشـعةٌ والقلـبُ أوَّاهُ
Pada musim suci di bulan Ramadhan yang penuh dengan kebaikan… menyatukan kita dengan cinta kepada Allah bukan karena harta dan jabatan
Dari setiap jiwa yang memiliki rasa takut kepada Allah akan memiliki cahaya.. dalam kebaikan selalu dikenal dengan tanda-tanda
Telah ditetapkan musim kebaikan maka berlombalah… dan kompetisi ini adalah memiliki akhir yang terpuji
Berpuasalah dan lakukanlah qiyam dengan iman dan ihtisab… hidupkanlah dengan suka rela sekalipun dalam kebaikan masih ada yang membencinya
Jiwa mereka seluruhnya menyatu dengan Al-Qur’an.. seakan seperti darah yang mengalir di urat nadi
Telinga mendengar dan mata menangis… sementara ruh ikut khusyu’ dan hati kembali
Kepada pada pejuang kebenaran yang berada di balik jeruji kezhaliman
Dalam hadits disebutkan bahwa nabi saw bersabda tentang Ramadhan:
“Ia (Ramadhan) adalah bulan sabar dan sabar ganjarannya adalah surga”. (Ibnu Khuzaimah).
Karena itu saya sampaikan kepada kalian selamat dengan hadirnya bulan kesabaran, dan saya sampaikan pula kepada kalian bahwa kalian adalah orang-orang yang merdeka oleh karena keimanan dan aqidah kalian. Para penegak kebenaran pada saat yang lainnya lengah, memenuhi kebutuhan umat dan bangsa pada saat para pelaku kezhaliman melakukan penindasan, hadapkanlah jiwa kalian pada hari-hari yang penuh berkah ini kehadapan rabb kalian, dan jadikanlah hari-hari dan malam-malamnya sebagai perjalanan rabbaniyah dan pembersih jiwa, sekali-kali orang-orang yang sesat tidak akan mampu memudharatkan kalian jika kalian berada dalam hidayah, dan berharaplah pahala di sisi Allah selama kalian tidak tunduk pada kezhaliman melalui dakwah kalian dan umat kalian, dan tunggulah waktunya, bahwa bersama kesulitan ada kemudahan, dan tsiqahlah bahwa Allah menjadikan untuk kalian dan umat setelah kesulitan dan kesempitan sebuah kesenangan dan jalan keluar.
Allah maha Besar dan segala puji hanya milik Allah
Shalawat dan salam atas nabi Muhammad saw beserta keluarga dan para sahabatnya
0 comments:
Catat Ulasan